Senin, 17 Juni 2013

HO NO CO RO KO dibagi 4.



HO-NO-CO-RO-KO . Artinya : Ada utusan, Ono utusan.

DHO-TO-SO-WO-LO. Artinya : Sesama utusan mempertahankan perintah.

PO-DO-JO-YO-NYO. Artinya ; Keduanya sama-sama dikdaya(sama-sama sakti).

MO-GO-BO- THO-NGO. Artinya : Keduanya menjadi bangkai(mati sampyuh,mati bersama). 
Kesimpulanya : Doro dan Sembodro yang mendapatkan perintah atau mandat dari sang Guru yaitu Aji Soko, dalam hal ini, Doro diperintahkan oleh Aji Soko agar tidak memberikan keris saru tomo kepada siapaun kecuali Aji Soko sendiri sebagai pemiliknya. Sedangkan Sembodo sebagai murit ke dua dari Aji Soko mendapatkan perintah dari Ajisoko   agar mengambil keris Sarutomo dari Doro, keduanya adalah murit yang taat terhadap perintah guru, sehingga terjadi perkelahian yang mengakibatkan keduanya tewas,atau disebut menjadibangkai, Dalam hal ini keduanya mati dalam keadaan mempertahankan kebenaran.

Selanjutnya ada kemiripan terhadap kisah mbah Marijan sebagai abdi kraton yokyakarta yang mana mendapatkan perintah agar menjaga Gunung merapi, ketika itu gunung merapi sedang aktif, hari demi hari mengeluarkan larfa, polkanik, disertai awan panas sehingga dari pemerintah setempat memerintahkan agar masyarakat sekitar pergi meninggalkan lereng gunung,lantas mengapa mbah Marijan tidak meninggalkan  gunung...? Karena mbah Marijan adalah abdi yang taat terhadap perintah Raja, dalam hal ini adalah Sri Sultan ke X , kesimpulan dari kematian mbah Marijan adalah mati sebagai prajurit yang taat terhadap perintah, andai kata pada waktu itu mbah Marijan meninggalkan gunung, maka akan dianggap sebagai prajurit yang meninggalakan pertempuran atau kata lain tinggal glanggang colong playu.

Aksara Jawa.



HO : Halam Husik Huwis Huwng.
Artinta : Dunia ini ada karena dikehendaki oleh Tuhan,dan Hidup serta kehidupan itu hanya sekedar melaksanakan perintah serta mejalani takdirNya.

NO :Nolo Nalar kang werdinipun.
Artinya : orang hidup itu selalu menggunakan naluri serta mengedepan kan akal.

CO : Cunduk Cancut kang werdinipun.
Artinya : Cawe-cawe sawetawis lamun manungso kuwi wispodo cocok.

RO :Ruruh raras angrarasrum kang tondone adu rerepon.
Artinya: Agar terjadi keselarasan maka haruslah selalu musyawarah untuk menemukan jalan terbaik.

KO : Kineker karekat ing bhatin kinodrat lamun tan kelakon.
Artinya : dalam diri manusia tertanam keinginan,daya upaya yang kuat dalam menuju kehidupan yang terbaik, Namun jika terjadi kegagalan, itu merupakan kehendak Tuhan.

Dho : Dalan delenging andaraung manungso iku kang dadi padon.
Artinya : Perjalanan hidup dibumi seolah tidak bertepi disebabkan oleh adanya hitam putih, baik buruk, hidup mati, kaya miskin, susah senang, siang malam, keadaan yang demikian itu menyebabkan ketidak pastian dalam menentukan sikap, sehingga yang terjadi hidup penuh dengan ketidakpastian dan kekecewaan serta perselisihan. Itulah kenyataan kehidupan didunia nyata, memang harus demikian.

Tho : Manungso urip neng alam ndonyo kudu tatak, tanggon,kalawan tekat .
Artinya : Kita hidup dibumi ini hendaknya mempunyai sikap teguh,mempunyai kekuatan, keimanan, prinsif, didorong dengan keinginan yang besar dalam menuju sebuah cita-cita mulia.

So : Suminggahing laku sisip sasarane den sasak, paetane kudu saguh.
Artinya : Terjadinya penyimpangan dalam laku para pejabat, kiai,ulama,ustad,pastur,pendeta,dande,wiku,resi,orang orang yang telah menjadi panutan,orang orang yang sudah dipercaya, disebabkan oleh kesanggupan yang tidak disertai dengan jiwa amanah sehingga terjadilah koropsi, manipulasi, tipu tipu, dalam setiap kesempatan.

Wo : Wani waspodo ing semu.
Artinya : Mempunyai keberanian, kewaspadaan, didalam menyikapi sesuatu hal yang belum pasti, maksudnya manusia itu tidak tau apa yang akan terjadi,namun senantiasa siap sedia dikala terjadi hal yang tidak di inginkan.

Lo : Manungso urip kuwi ojo demen lelamisan.
Artinya : Manusia hidup dibumi ini jangan suka mencla mencle, suka berbohong, tanamkan kejujuran didalam Diri pribadi, jika tidak maka katakan tidak, jika iya maka katakan iya.

Po : Sipating pandito ojo demen pasulayan.
Artinya : kita semuanya yang sudah mempunyai gelar, menjadi Ki ai, Guru besar, pendeta, Resi , Dande, Cendekiawan, begawan, seharusnya, sebaiknya, menghindari pertikaian,perpecahan, guna untuk menjaga kelangsungan hidup didalam damai,damai didalam Tuhan.

Do :Delek delek yen manungso kuwi wis podo gadhok.
Artinya : Perjalanan hidup manusia di bumi itu disertai berbagai masalah,jika pribadinya tidak mampu memahami jalan terbaik maka akan bertemu jalan yang mentok ( kebingungan).

Jo : Jagad gede jagad cilik manungso kuwi bakale anjok.
Artinya : Jagad raya ini dan jasad manusia semuanya akan kembali musnah sebagai mana bumi langit seisinya pada waktu itu  belum di ciptakan.simpelnya semuanya kembali kepada Tuhan.

Yo : Manungso urip kuwi ojo demen miyar miyur.
Artinya : Manusia hidup itu jagan memelihara sikap yang tidak pasti, kata lain jangan seperti air diatas daun talas.

Nyo : Manungso urip kuwi ojo demen nyeyamah marang ing liyan.
Artinya : Manusia hidup itu jagan suka meremehkan, meng olok olok orang lain.
Karena sifat yang demikian itu tidak terpuji.

Mo : Makuto, makutem, mangku teteran.
Artinya : manusia hidup itu harus bisa membedakan antara baik dan buruk, anggah ungguh, pantas dan tidak pantas, serta mampu menempatkan dirinya pada posisi yang tepat.

Go : Golong gulik saeko kapi.
Artinya : kita semuanya harus bahu membahu menciptakan kerukunan , asah asih asuh untuk membangun kekuatan, kerukunan ,kedamaian, keseimbangan dalam menuju kemakmuran.

Bo : Badan bibit bobot guno kalawan baboting badan satuhu.
Artinya : Jasad manusia itu didalamnya ada bibit dari Tuhan jika dipahami maka jasad ini akan berguna buat sesama selama ia hidup didunia sesuai dengan amanah Tuhan.

Tho : Manungso urip ojo demen cecluntangan.
Artinya : manusia hidup itu jangan suka melek,menginginkan yang bukan miliknya.

Ngo : Ngalangut Urip Iro lamun wong urip iku ora ngerti sejatineng urip.
Artinya : Manusia hidup di dunia ini jika tidak memahami dari mana dirinya berasal, untuk apa di dunia ini, dan hendak kemana setelah itu, maka dalam menjalani hidup terasa lama, seolah olah hidup tidak ada ujung nya.

Defini Manusia.



Manusia itu bisa disebut(dinyatakan manusia) jika dirinya telah memahami,menanamkan,melaksanakan, Asah, Asih, Asuh dan Roso, Budi, Karso.
Asah: adalah upaya mencerdaskan anak bangsa dengan cara memberikan pemahaman, mendidik, menanamkan akhlak, agar manusia itu mempunyai rasa tangggung jawab atas dirinya, sesama,lingkungan, budaya,agama,bangsa dan Negara, dengan didasari kesadaran individu, yang mana hidup didunia seharusnya melaksanakan hal yang bersifat amanah.
Asih :Adalah menanamkan kedalam diri, Hati sanubari, agar jiwa- jiwa yang hidup tertanam rasa kasih sayang pada sesama sehingga bangkitlah rasa tanggung jawap didalam kehidupan untuk saling menolong, membantu, baik yang bersifat material ataupun moral yang dilandasi semangat kebersamaan,persaudaraan, dengan tidak membedakan suku,agama,ras,kaya dan miskin, dalam rangka menuju NKRI sehingga tercipta sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang solit, dengan demikian maka di Negri ini akan terjadi kemakmuran, keadilan, pemerataan, hidup damai aman dan sentosa.

Asuh : Adalah rasa dan perasa yang menjadikan landasan dalam kehidupan didunia ini hidup merasakan adanya tanggung jawab pada sesama untuk selalu saling memberi, membina yang lemah, tertinggal dalam ilmu pengetahuan, terbelakang dalam ilmu agamanya, memupuk budaya Bangsa yang mulai terkikis oleh budaya asing, sehingga kehidupan yang mandiri akan tercipta disekitar kita tanpa adanya ketergantungan pada orang lain, Dengan demikian sinergi dalam kehidupan, keseimbangan dalam bertindak akan melekat pada karakter Bangsa ini yang mana Negara ini ber azaskan pancasila, didalamnya BHINNEKA TUNGGAL IKA.  

  1.  Bintang dilangit terdekat, mampu menyaksikan bintang bulan dan matahari dilangit terdekat.
  2. Rantai, bermunajat dan mampu merantai mengendalikan hawa nafsu.
  3. Iman, kekukuhan iman, ibarat pohon besar yang ber-akar tunggang kepusat bumi (hablulminallahi). Batangnya tempat bersandar, akarnya tempat duduku, dahan dan daunnya tempat berteduh dan buahnya pelepas dahaga (hablulminnasi).
  4. Tafakur, mampu menutup mata lahir dan membuka mata bathin.
  5. Padi dan Kapas, bahwa kehidupan dunia, terutama rumah tangga harus al sakinah (cukup, rukun), yang dilambangkan dengan padi dan kapas.

Roso : Adalah rasa pada diri yang ada sejak manusia lahir kebumi yang mana sesungguhnya pada saat itu anak manusia dalam keaadaan fitrah disebabkan oleh nafsu duniawinya belu berpungsi sehingga keseharianya hayalah pasrah kepada sang khaliq melalui pangkuan sang Ibu,  proses terus berjalan seiring dengan jalanya waktu Rasa menjadi perasa karena hidup itu ada aturan dan peraturan yang mengikat gerak dan langkah manusia agar terhindar dari belunggu nafsu duniawi semata agar perjalanan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ada pada manusia yang menyandang perikemanusiaan, perikeadilan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa.

Dasar memimpin.



Sebelas Asas Kepemimpinan TNI.
1.    Taqwa : Ialah beriman Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya.
2.   Ing ngarso sung tulodo : Yaitu memberi suri teladan dihadapan anak buah.
3.   Ing madyo mangun karso : Yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat ditengah-tengah anak buah.
4.  Tut Wuri Handayani : Yaitu Mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah.
5.   Waspodo Purbo wiseso : Yaitu selalu waspada mengawasi,serta sanggup dan berani memberi koreksi kepada anak buah.
6.  Ambeg Paromo Arto : Yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
7.  Prasojo : Yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8.   Setyo : Yaitu sikap loyal yang timbal balik dari atas terhadap bawahan dan bawaan terhadap atasan dan kesamping.
9.   Gemi Nastiti : Yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.
10.                      Beloko : Yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan nya.
11.                      Legowo : Yaitu kemauan, kerelaan dan keihklasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada generasi berikutnya.